Kamis, 29 Oktober 2015

SURAT CINTA UNTUK SAHABAT

surat cinta untuk sahabat
"Laki-laki dan Perempuan diciptakan bukan untuk bersahabat tapi berpasangan atau sebatas kenalan. Jika itu terjadi, coba tanyakan barangkali ada cinta didalamnya"


SURAT CINTA UNTUK SAHABAT

Dear Sahabat,
          Aku tak pernah memilih untuk bertemu denganmu, apa lagi berharap bisa bersahabat kini. Aku juga sadar kita dari lapisan dunia yang berbeda. Kita terlampauh jauh untuk sekedar jarak. Tapi ketahuilah bahwa takdir kita berkata lain. Kita seperti diberikan terowongan gelap hingga tersadar kalau kita keluar dipintu yang sama.
Hadirmu bukanlah sesuatu yang istimewah apa lagi berharga. Aku sudah terbiasa dengan banyak kawan. Dalam hidup selama ini, aku tidak pernah merasa kekurangan cinta, bahkan cinta dari seorang gadis. Aku banyak akrab dengan gadis cantik yang penuh perhatian. Bagiku, kau salah satu dari mereka.
        Awalnya aku sepakat, jika kisah persahabatan itu lebih indah dari kisah percintaan. Akupun sepaham dengan kahlil Gibran kalau cinta tak mengetuk di awal, maka jangan berharap cinta akan hadir dalam persahabatan yang lama. Dan kaupun berkomitmen untuk tidak melebihkan persahabatan dengan cinta. Kesemua itu semakin menguatkan kalau cinta tak akan hadir dalam persahabatan kita. Yang akhirnya kita lupa, kalau cinta dapat mengetuk hati dari pintu mana saja.
        Anggaplah kita tetap sepakat untuk tidak merubah cerita yanga ada. Tapi, apalah dayaku jika tak membalas salam asmara? Maka itu, meskipun tak lewat cara romantic ataupun kata puitis,aku ingin menyampaikan segenap rasa dan sepenggal asa ku untukmu.
Kita diakrabkan begitu lama, menciptakan cerita berdua, dan sering menghabiskan waktu bersama. kau sering memanja untuk ditemani, akupun dengan tegas tak menolak. Kita membentuk dunia kita berdua. Banyak yang mempertanyakan kedekatan kita, tapi kita menampik bahwa tak ada apa-apa dengan kita. Hingga aku tersadar akan hadirnya seseorang yang ingin mengambilmu dan kaupun mengulurkan tangan. Sejenak aku berpikir, apakah kurang perhatianku selama ini. Bukankah kita sudah begitu nyaman? Ah, aku lupa kalau kalau juga butuh status atau mungkin karna akunya yang tak peka.  
        Dalam diam aku merela, meskipun hatiku tak menganggap dia ada. jika dengannya kau bahagia kenapa aku harus marah padamu? Aku punya apa untuk mengganti kebahagianmu? Aku bukan yang berharga menantang keistimewaanya, Aku ini siapa jika dibanding denganya? aku sehebat apa tuk bersanding denganmu?
Diperempatan jalan kau malah berbalik padaku, menggandeng tanganku didepanya. Menghadirkan kembali kedekatan kita yang seolah tak kau temukan denganya. Tapi apa kau sadar kau telah mencatatkan namaku di kisah kalian, meskipun aku sadar akulah yang lebih dulu hadir. Apa kau tak tahu, kau telah menanamkan benih kebencian diantara kami, menumbuhkan dendam yang berpotensi konflik di antara kami? Ya, diantara kami yang mengagumi. Kami yang tak pandai menempatkan etika dalam pergulatan hati. Kami yang kau butakan dengan pesonamu. Dan aku, yang tak bisa menolak hadirmu.
        Tapi kenapa kau hadir dengan air mata? Kenapa kau begitu nyaman dengan caciannya? Apa kau bahagia dengan semua itu? Ketahuilah ada tangis dihatiku manakalah melihat air matamu. Ada amarah didarahku mendengar cacinnya terhadapmu. Ada gejolakku untuk kembali merangkulmu dengan ketentraman. Tapi jika kau bahagia dengan semua itu, kumohon lepaskan genggamanmu ditanganku.!
         Sejauh apapun kita melangkah pergi, takdir selalu menuntun kita untuk berjumpa. Untuk itu, Jika aku tak pernah peka terhadapmu, maafkanlah dan jujurlah tentang semua rasamu padaku. Jika hanya status yang kau kejar,berhentilah dan aku bisa memberikan lebih darinya. Jika memang hatimu mengharapkanku, berbaliklah dengan ikhlas biar kusambut dirimu dengan tulus. Bawalah cintamu padaku, biar kuhapus segala tangismu dan kubisikan betapa aku mencintaimu. Bersama kita pecundangi mitos kahlil Gibran, kita katakana padanya bahwa generasi muda kini membangun cinta dari persahabatan bukan terjatuh diawal perjumpaan. Kita ciptakan cerita cinta kita untuk generasi selnjutnya.

Jika semua kebahagiaan itu bias kita dapatkan, kenapa kita harus menghianati hati hanya dengan Logika salah yang disepakati????


AKU YANG MENUNGGUMU.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar