



Jam 09;45 kami yang tersisa bertiga berangkat dari makassar menuju Lembana, di Malino-Gowa. Lembana adalah sebuah perkampungan dikaki Gunung Bawakaraeng. Disanalah biasanya jadi basecamp para pendaki yang hendak ke bawakaraeng. Pukul 12;00 kami tiba di Malino. kamipun beristrahat sambil menunggu shalat jum'at dan membeli sayur untuk ransum. pukul 13;30 kami lanjutkan perjalanan dan 20 menit kemudian tiba di Lembana. saya tiba duluan dari teman yang 2 orang dan langsung menuju ke rumah Tata Rasi. Disana masyarakatnya sangat ramah dan rumah Tata Rasi sudah tidak asing lagi di telinga para pendaki. sambil menunggu teman, saya pun bercerita dengan istri Tata Rasi. 30 menit kemudian teman saya datang. Pukul 14.30 kamipun berangkat menuju lembah ramma.
![]() |
Titik awal Pendakian |

ketika perjalanan menuju hutan pinus, kami sempat bingung karna ada beberapa jalur dan harus melewati perkebunan sayur milik penduduk. Candaanpun meluncur, belum mendaki kok sudah nyasar, hehehehehe. Sesampai dihutan pinus kami bersitrahat untuk berdoa dan berfoto. Disinilah titik awal pendakiannya. kami memulai perjalanan menuju posko 1 bawakaraeng dengan melewati hutan pinus dan sedikit mendaki. dalam perjalanan kami sempat beristirahat dan bertemu beberapa pendaki yang hendak ke puncak bawakaraeng. setiba di posko 1 kami langsung mengambil jalur ke ramma. disini juga kita akan temui percabangan menuju puncak bawakaraeng.
Di sungai 4 kami mengisi semua perbekalan air minum karna rencana akan bermalam di talung dan disana tidak ada sumber air. pukul 17:30 kami tiba di puncak talung. Tiba-tiba sakit kaki saya hilang manakala melihat pemandangan dari puncak Talung. Kami langsung berpose dengan latar kabut putih yang begitu mempesona. Disini, kami bertemu dengan sispala Malino dan sempat foto bersama sebelum mereka turun ke lembah. puas berfoto, kamipun membangun tenda dan menyiapkan makanan malam. Kami sempat saling memijat dan bercanda ria. Inilah manfaat mendaki bersam teman, selain bisa saling menyemangati dan menghibur, kita juga bisa saling memijat ketika ada yang kecapean atau kesakitan.
Pukul 23:00 saya terbangun karna mendengar suara ribut di luar tenda. sayapun keluar unutk mencari asal suara-suara itu. ternyata disekitar sudah banyak tenda yang terpasang. malam terasa sangat dingin sementara langit begitu cerah dengan bintang-bintangnya. Di Puncak Talung kita bisa menyaksikan kerlap-kerlip lampu kota Makassar dari ketinggian 1675 mdpl. Sungguh pemandangan yang cukup langkah. keindahan itu kian sempurna dengan sinar Bulan setengah purnama tepat diatas kota. Saya memilih untuk tidak mengambil gambar, karna keindahan tanpa gambar selalu menyisakan rindu untuk dikunjungi lagi.
Ditengah kesendirian menikamati keindahan, tiba-tiba datang salah satu teman menghampiri, dan yang satunya lagi masih tertidur pulas. Dia terbangun dengan alasan yang sama dengan saya. kami bercerita tentang rencana-rencana kecil di masa depan. Tak lupa pula menyelipkan candaan dibalik cerita-cerita itu. Pukul 03;00 kami masuk tenda untuk melanjutkan tidur dengan barharap bisa memimpikan bidadari dari puncak Talung.
Paginya kami terbangun dengan kondisi yang sedikit fit. Saya coba membuka tenda dan alangkah kagetnya ketika melihat 3 orang gadis sedang duduk bersaf tepat mengahadap tenda kami. Mungkin dalam mimpi bidadari itu tidak bertamu, tapi dalam kenyataanya mereka datang. Sayapun langsung menutup tenda. Kami hanya bisa melirik dari dalam karena tidak berani untuk keluar. Alasanya, kami malu jika nanti mereka melihat muka kami yang masih meninggalkan bekas kantuk. Mereka adalah gadis-gadis manis bersama malaiktanya yang sibuk membangun tenda dan mengumpulkan kayu untuk membuat api unggun. Dari benderanya bisa diketahui kalau mereka adalah anggota PMI yang baru tiba pagi ini.


Saya terbangun sebelum pukul 06:00, tapi memilih untuk bermalas-malasan dalan tenda. salah satu teman langsung keluar dan menyiapkan kopi pagi. setelah kopinya siap, kami semua keluar tenda dan menikmati sunrise di Lembah Ramma. Matahari semakin jauh meninggalkan bukit, kami bergegas untuk packing dan selanjutnya berjalan pulang. kamipun sempatkan berfoto dengan meminta bantuan pada oraang-orang yang lewat. Perjalan kali ini cukup menantang, sebab kita harus menepaki medan dengan kemiringan hampir 90 derajat. Sayapun berbisik pelan pada kaki keseleo saya, bahwa kau harus kuat sebab nanti tidak akan ada bantuan kayu untuk mu. ini cara saya untuk menyemangati diri dan membangun mental. dalm perjalanan kami bertemu dengan 3 orag pendaki yang salah satunya adalah cewek. kami mengambil jalur yang sama, apalagi kalau buan jalur sapi, hehehehe. mereka memilih jalur ini karna alasan teman mereka cewek, sedangkan alasan kami adalah keadaan fisik. setelah lebih satu jam kamipun tiba di puncak Talung.

Pukul 14:00 kami sudah tiba di rumah Tata Rasi, dan kemudian hujanpun turun. kami bersyukur karna hujan tidak turun ditengah perjalan. Tak lama setelah redah, kamipun pamit untuk kembali ke Makassar. disana teman-teman sudah menunggu cerita perjalanan kami denga wajah polosnya. ah, capek ini terasa hilang ketika bercerita tentang itu. Malamnya, saya pulang ke kontrakan dengan membawa impian akan kembali bertamu di puncak-puncak yang lain.


