Sabtu, 04 Mei 2013

PAJARNA DAN PENDIDIKAN PEMANA

Tulisan ini saya dedikasikan untuk memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 mei 2013.

       Pemana adalah sebuah desa yang mengalami perubahan sangat cepat dalam dunia pendidikan,  khususnya untuk dekade terakhir. Hal ini bisa kita lihat dengan hadirnya sekolah menengah (SMPS, MTs dan SMA insya Allah) dalam kurun waktu yang sangat singkat, dimana sebelumnya telah hadir 3 sekolah dasar/setingkat. Perlu kita ketahui, Rekor tersebut susah ditemui di tingkat desa khusunya di Indonesia timur. Tentunya bahwa semua itu tidak terlepas dari respon masyarakat yang semakin menyadari pentingnya pendidikan.


       Jika me-review keadaan diawal tahun 2000-an, pelajar pemana seakan mulai menjamur. ketika SMPS pemana pertama dibuka, respon masyarakat sangat positif meskipun sekolah tersebut hadir dengan jumlah siswa yang masih bisa dibilang sedikit. Tidak sampai setengah dekade, MTs Pemana hadir untuk memberi warna tersendiri dalam pendidikan di Pemana. Tak bisa dielakan lagi, hadirnya dua sekolah ini memberikan dampak pada jumlah pelajar pemana yang melanjutkan pendidikan di tingkat SMA, meskipun masih banyak juga yang terhenti di tingkat menengah pertama. Tentunya kita berharap dengan kehadiran SMA di Pemana bisa mengatasi persoalan tersebut. Dan yang lebih penting Pemana akan menambah jumlah utusan terbaiknya ke tingkat Perguruan Tinggi.

       Hal inilah yang kemudian menjadi landasan terbentuknya PAJARNA di pertengahan tahun 2010. Ini terbukti di tiga Tahun terakhir jumlah mahasiswa Pemana semakin bertambah. Namun perlu juga disadari bersama, bahwa penambahan kuantitas harus di ikuti dengan penambahan kualitas sehingga pembangunan bisa berjalan seimbang. Hadirnya PAJARNA, sedikit lebihnya telah merubah paradigma masyarakat untuk berlomba-lomba dalam dunia pendidikan. Kita berharap perlombaan tersebut tidak mencapai garis finish dan akan terus bergerak ke arah yang positif. Untuk itu perlu keyakinan, bahwasanya rasa kebersamaan khususnya untuk insan yang dianggap intelektual itu amatlah penting ditengah semakin pluralnya pemikiran kita. Tidak perduli latar belakang lulusan dan dimana menempuhnya, yang terutama kita datang dengan bekal untuk membangun Pemana.


       Memang benar, setiap individu punya cara pandang tersendiri dalam hal pembangunan dan PAJARNA bukanlah satu-satunya jalan ke arah tersebut melainkan hanya salah satu dari sekian ribu cara dan jalan untuk membangun Pemana. Namun ini sangatlah tidak pantas dijadikan alasan untuk bercerai dan menempuh jalan masing-masing. Bukankah kita tahu, dengan bersatu dan bersama akan menambah kekuatan dan kekuatan tersebut dapat memudahkan urusan? dan PAJARNA hadir sebagai suatu wadah bagi insan terdidik Pemana untuk mengambil peran lebih dini dalam konteks pembangunan Pemana. 


       PAJARNA dan PENDIDIKAN adalah dua kata dengan korelasi yang tinggi di mata Pemana. Yang mana disuatu sisi PENDIDIKAN memberi efek yang signifikan dalam pembentukan PAJARNA dan disisi lain PAJARNA memberikan rangsangan kepada generasi baru agar mengenyam pendidikan setingi-tingginya. Lebih lanjut PENDIDIKAN diharapkan mampu memberi nilai moral kebersamaan dalam suatu wadah disamping tugas utamanya mencetak insan yang yang berdaya saing. Dan PAJARNA diharapkan pula akan tetap memberikan impuls positif  bagi dunia pendidikan ditengah kesibukannya dalam mencari solusi dan menjawab tantangan dari ragam permasalahan yang lahir dimasyarakat.



       Mungkin ini hanyalah pandangan sederhana mengenai korelasi antara PAJARNA dan PENDIDIKAN di Pemana. Kebenarannya belum bisa disimpulkan saat ini dan kepastian jawaban mungkin dapat terlihat dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan. Namun terlepas dari itu semua, kita berharap pendidikan di Pemana akan terus maju dan meningkat sehingga dapat menambah nilai Pemana di mata masyarakat Sikka dan NTT.
Amin.....

Tulisan ini hanya pandangan pribadi yang tak terlepas dari konsekuensi lebih dan kurangnya.

(RDN)

Sabtu, 06 April 2013

ORGANISASI; SEBUAH FATAMORGANA



Organisasi bukanlah satu-satunya tempat untuk belajar dan mengabdi, tapi melatih caranya belajar dan mengabdi secara bersamaan dengan teori dan praktek.
(RDN)
Kurang lebih 3 tahun yang lalu, ketika hendak menutup masa SMA, saya bertemu dengan seorang organisatoris setingkat ketua umum IMM Kupang secara tidak sengaja. Lalu saya berdiskusi banyak hal dengan beliau. Singkat cerita, dari hasil diskusi itu saya mengambil kesimpulan bahwa, organisasi itu penting dan saya bertekad untuk belajar banyak hal dari organisasi. Tekad itu saya aplikasikan dengan memasuki beberapa organisasi Mahasiswa ditingkat semester awal. Benar, banyak yang saya dapatkan dari berorganisasi, tapi justru itu juga yang membuat saya sadar bahwa ternyata masih banyak hal yang belum saya pahami termaksud organisasi itu sendiri.
Kesan mendalam  yang saya rasakan adalah organisasi itu bukan tempat untuk menonjolkan keegoisan, tapi memupuk jiwa sosial. Bukan hanya sekedar menciptakan ide-ide, tapi melihat dampak dari ide tersebut. Bukan hanya sekedar apa yang didapatkan, tapi juga apa yang akan dilakukan. Bukan hanya fokus pada hasil, tapi juga pada proses. Dan sebaliknya.
Dan disinilah, orgnasasi itu melatih saya untuk menyeimbangkan beberapa hal di atas. Merubah paradigma berpikir, merubah cara memahami sesuatu, merubah cara melakukan sesuatu dan merubah cara meletakan sesuatu. Meskipun bukan seorang organisatoris yang tangguh, tpi setidaknya saya merasa selangkah lebih maju dari cara-cara lama yang ada dalam diri saya. Organisasi telah mengambil bagian penting dari diri saya dan meninggalkan kesan yang sangat berarti untuk pribadi saya. Akhirnya, sedikit banyak tujuan saya untuk berorganiasi telah saya dapatkan.
Saya coba berpikir dan merenung, lalu untuk apa tujuan itu saya dapatkan?apakah untuk gagah-gagahan, atau sok keren-kerenan sebagai mahasiswa???? Ternyata tidak seperti itu, tidak sesingkat itu. Organisasi membuat saya berpikir untuk mendapatkan dan melakukan sesuatu lagi. Dan tidak pernah membuat saya puas untuk satu hal, mencoba hal baru dan lag-lagi mencoba. Yaitu aplikasi balik dari apa yang didapat.  Ternyata, dibalik tujuan itu ada tujuan lagi, dan dibalik itu masih ada tujuan lagi yang belum saya pahami. Saya semakin dibikin tertantang dengan itu. Seakan sebuah fatamorgana yang tak berujung dan tak berakhir.
Sekarang, saya duduk disemester 6 dan mungkin sebagian orang berpikir  alangkah lebih baik jika waktu sekarang digunakan untuk fokus pada penyusunan proposal judul penelitian dan melupakan sebentar tentang organisasi. Namun saya merasa tidak seperti itu, karna organisasi jualah yang akan melatih saya untuk menyeimbangkan keduanya dan tentunya pada waktu saya serahkan jawaban alamiahnya. Saya hanya berharap, semoga tujuan saya dapat tercapai dan doa saya dijammah oleh Allah SWT. Amiin.....

Jumat, 05 April 2013

kata-kata bijak

""Berbicara dengan baik dan fasih adalah seni yang hebat, tapi mengetahui saat yang tepat untuk berhenti berbicara juga tindakan yang sama-sama hebat." Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791), komposer legendaris asal Austria "

""Ancaman terbesar bagi keberhasilan hidup kita bukan berasal dari menggantungkan cita-cita setinggi langit hingga tak mampu mencapainya secara penuh; namun berasal dari pematokan cita-cita terlalu datar hingga mudah mencapainya." Michelangelo (1475-1564), pujangga, seniman, arsitek era Renaisans"

""Kamu tidak dapat mengajari seseorang apa pun, kamu hanya bisa membantunya menemukan apa yang ada dalam dirinya sendiri." Galileo Galilei, filsuf dan ilmuwan peletak dasar metode ilmiah asal Italia (1564-1642) "

"Ada perbedaan nyata antara kecemasan dengan kegelisahan. Orang cemas karena menghadapi masalah, sedangkan orang yang gelisah karena ia ingin memecahkan masalah.” Harold Stephens, penulis dan petualang asal Amerika Serikat"

Andaikan harapan seseorang diturunkan hingga titik nol, orang akan benar-benar menghargai semua yang dia miliki saat ini." Stephen Hawking, fisikawan asal Inggris"

"Berpikir itu gampang, bertindak itu sulit, dan melaksanakan satu pikiran dalam tindakan adalah hal yang paling sulit di dunia.” Johann Wolfgang von Goethe (1749–1832), sastrawan Jerman" 

   

Kamis, 04 April 2013

CORETAN TIPIS


Ya Allah....
aku yakin, semua yang terjadi adalah kehendak-Mu
dan aku percaya, yang menimpa-Ku adalah hasil dari campur tangan-Mu
apa yang ku dapat dari yang telah kulakukan adalah anugrah-Mu
apa yang telah hilang dari milik-ku adalah titipan-Mu yang tak bisa ku jaga

aku berusaha untuk tetap kuat berjalan
di atas aspal yang penuh kerikil tajam
di balik kuatnya tusukan duri dari semak-mu
aku tetap percaya, inilah tempat terbaik untuk-ku
meski semula aku tak pernah mengharapkannya

aku tak pernah takut dengan harimau suruhan-Mu
tak pernah gentar dengan ancaman syetan ciptaan-Mu
tak pernah gemetar dengan gertakan nyamuk2-Mu
tak pernah mundur dengan hadangan serigala-Mu

karna aku tahu kau telah menunjuk-ku
karna aku mengerti  kau telah menitip-Ku
karna aku yakin akan janji-Mu
karna aku percaya semua dari-Mu

maka aku tak perlu hiraukan cerita fatamorgana
yang di angkat oleh para sejarawan imitasi
yang dilakonkan oleh pemeran figuran
hingga terdampar pada diri-diri yang munafik

tapi kenapa Ya Allah...
Kau tunjukan jalan yang tak berujung
Kau angkat aku ke bukit yang berjurang
lalu kau hempaskan ke lembah yang suram
dan kau seret kembali dalam pelayaran yang tak bertepi

jika ini adalah petunjuk, maka tunjukanlah aku Mukjizat-Mu
jika ini adalah teguran, maka tegurlah aku dengan kasih-Mu
tapi....
jika ini adalah hukuman untuk-ku
maka hukumlah aku dengan Cinta-Mu
jangan Kau Hukum aku dengan Murka-Mu

(Sari-Sari Hidup)