Tulisan ini saya dedikasikan untuk memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 mei 2013.
Pemana adalah sebuah desa yang mengalami perubahan sangat cepat dalam dunia pendidikan, khususnya untuk dekade terakhir. Hal ini bisa kita lihat dengan hadirnya sekolah menengah (SMPS, MTs dan SMA insya Allah) dalam kurun waktu yang sangat singkat, dimana sebelumnya telah hadir 3 sekolah dasar/setingkat. Perlu kita ketahui, Rekor tersebut susah ditemui di tingkat desa khusunya di Indonesia timur. Tentunya bahwa semua itu tidak terlepas dari respon masyarakat yang semakin menyadari pentingnya pendidikan.
Jika me-review keadaan diawal tahun 2000-an, pelajar pemana seakan mulai menjamur. ketika SMPS pemana pertama dibuka, respon masyarakat sangat positif meskipun sekolah tersebut hadir dengan jumlah siswa yang masih bisa dibilang sedikit. Tidak sampai setengah dekade, MTs Pemana hadir untuk memberi warna tersendiri dalam pendidikan di Pemana. Tak bisa dielakan lagi, hadirnya dua sekolah ini memberikan dampak pada jumlah pelajar pemana yang melanjutkan pendidikan di tingkat SMA, meskipun masih banyak juga yang terhenti di tingkat menengah pertama. Tentunya kita berharap dengan kehadiran SMA di Pemana bisa mengatasi persoalan tersebut. Dan yang lebih penting Pemana akan menambah jumlah utusan terbaiknya ke tingkat Perguruan Tinggi.
Hal inilah yang kemudian menjadi landasan terbentuknya PAJARNA di pertengahan tahun 2010. Ini terbukti di tiga Tahun terakhir jumlah mahasiswa Pemana semakin bertambah. Namun perlu juga disadari bersama, bahwa penambahan kuantitas harus di ikuti dengan penambahan kualitas sehingga pembangunan bisa berjalan seimbang. Hadirnya PAJARNA, sedikit lebihnya telah merubah paradigma masyarakat untuk berlomba-lomba dalam dunia pendidikan. Kita berharap perlombaan tersebut tidak mencapai garis finish dan akan terus bergerak ke arah yang positif. Untuk itu perlu keyakinan, bahwasanya rasa kebersamaan khususnya untuk insan yang dianggap intelektual itu amatlah penting ditengah semakin pluralnya pemikiran kita. Tidak perduli latar belakang lulusan dan dimana menempuhnya, yang terutama kita datang dengan bekal untuk membangun Pemana.
Memang benar, setiap individu punya cara pandang tersendiri dalam hal pembangunan dan PAJARNA bukanlah satu-satunya jalan ke arah tersebut melainkan hanya salah satu dari sekian ribu cara dan jalan untuk membangun Pemana. Namun ini sangatlah tidak pantas dijadikan alasan untuk bercerai dan menempuh jalan masing-masing. Bukankah kita tahu, dengan bersatu dan bersama akan menambah kekuatan dan kekuatan tersebut dapat memudahkan urusan? dan PAJARNA hadir sebagai suatu wadah bagi insan terdidik Pemana untuk mengambil peran lebih dini dalam konteks pembangunan Pemana.
PAJARNA dan PENDIDIKAN adalah dua kata dengan korelasi yang tinggi di mata Pemana. Yang mana disuatu sisi PENDIDIKAN memberi efek yang signifikan dalam pembentukan PAJARNA dan disisi lain PAJARNA memberikan rangsangan kepada generasi baru agar mengenyam pendidikan setingi-tingginya. Lebih lanjut PENDIDIKAN diharapkan mampu memberi nilai moral kebersamaan dalam suatu wadah disamping tugas utamanya mencetak insan yang yang berdaya saing. Dan PAJARNA diharapkan pula akan tetap memberikan impuls positif bagi dunia pendidikan ditengah kesibukannya dalam mencari solusi dan menjawab tantangan dari ragam permasalahan yang lahir dimasyarakat.
Mungkin ini hanyalah pandangan sederhana mengenai korelasi antara PAJARNA dan PENDIDIKAN di Pemana. Kebenarannya belum bisa disimpulkan saat ini dan kepastian jawaban mungkin dapat terlihat dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan. Namun terlepas dari itu semua, kita berharap pendidikan di Pemana akan terus maju dan meningkat sehingga dapat menambah nilai Pemana di mata masyarakat Sikka dan NTT.
Amin.....
Tulisan ini hanya pandangan pribadi yang tak terlepas dari konsekuensi lebih dan kurangnya.
(RDN)