"KITA DAN DIMENSI WAKTU"
Di tepi pelabuhan tua itu,
Kau berdiri lambaikan tangan,
Pahamku, itu bukan ucapan selamat tinggal.
Tapi pertanda akan ada perjumpaan lagi,
Dan kapal, dengan sombongnya pergi menjauh.
Kau berdiri lambaikan tangan,
Pahamku, itu bukan ucapan selamat tinggal.
Tapi pertanda akan ada perjumpaan lagi,
Dan kapal, dengan sombongnya pergi menjauh.
Tahun memperjalankan waktu kita,
Kau larut dalam cita-citamu,
Dan aku hanyut dalam mimpiku,
Disana tak ada lintasan perjumpaan,
Namun pertanda alam tak bisa menghianati dirinya....
Kau larut dalam cita-citamu,
Dan aku hanyut dalam mimpiku,
Disana tak ada lintasan perjumpaan,
Namun pertanda alam tak bisa menghianati dirinya....
Dalam dimensi dunia yg berbeda,
Kita didekatkan tanpa pengenal,
Malu aku menyapa, namun naluri priaku mengingkarinya
Dan jika nanti kau memanggil sapaanku,
Aku akan bilang, terimakasih Tuhan,
Dia masih menyimpan kartu namaku...
Kita didekatkan tanpa pengenal,
Malu aku menyapa, namun naluri priaku mengingkarinya
Dan jika nanti kau memanggil sapaanku,
Aku akan bilang, terimakasih Tuhan,
Dia masih menyimpan kartu namaku...
Makassar, 23 juni 2014
(RDN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar