Selasa, 03 November 2015

Pesan Sang Mantan




Dear Matan;

Semua orang akan menjadi romantis ketika terpana asmara. Semua bisa menjadi pujangga manakala berbicara tentang cinta. Tapi, ketika cinta menorehkan luka, semua akan berteriak tentang kekejaman dan ketidakadilan. Itulah cinta,yang bisa merubah penjahat jadi berbudi dan menampakan hantu seolah malaikat. Cinta juga mengajarkan kita menjadi penyayang dan pembenci.

Mantanku;
kita pernah bersama saling menguatkan lalu berpisah dengan penuh amarah. Kebersamaan yang pernah terjalin adalah sebuah keniscyaan. Perpisahan yang kita pilihpun merupakan keniscayaan.Tak mesti kita pertanyakan takdir yang tak bisa menyatukan dua hati. Sebaliknya, kita harus percaya bahwa dalam cinta umat, Tuhan hanya meridhoi, sedang kita diberikan kebebasan untuk memilih penuh keyakinan.
Cinta itu anugrah Tuhan. Cinta adalah perpanjangan kasih sayang Tuhan untuk hambanya. ibarat sebuah pohon, Cinta pun memiliki ranting dan dahan. Ketika Ranting satu patah dan meninggalkan luka maka sandarkanlah bunga-bungamu pada ranting cinta yang masih utuh. Tak elok menolak cinta Tuhan dari hamba yang lain hanya karena keteledoran masa lalu kita.

Untuk itulah, jika kau yakin ada seseorang yang datang dari balik bukit, maka jemputlah meski harus ikut mendaki. Karena jalan cinta itu adalah perjuangan bukan kepasrahan. Jika engkau sudah menentukan pilihan, maka bertahanlah meskipun sayap-sayapnya sesak memelukmu. Jika cinta sudah membuatmu yakin dengan pilihan, maka teruslah berjalan karena ketika masih ada cinta tak perlu lagi ada pertanyaan.

Apa yang pernah kita alami, jadikan sebagai pembelajaran dengannya. Jika memang ada yang harus kau ubah maka ubahlah. cinta memang menerima apa adanya, tapi cinta juga memerlukan perubahan untuk lebih baik lagi.
Jika dulu aku pernah membuatmu menangis, jadikan itu sebagai penguatmu untuknya. Jika ada tawamu yang tersemai dariku, jangan bandingkan dengan tawa yang dia tawarkan. semua orang punya cara tersendiri dalam mengekspresikan cinta.
Jika dia lebih baik dariku, tak usah kau mengutukku karena masa lalu kita. Karena aku juga masih dalam memperbaiki diri untuk cinta selanjutnya. Jika ada banyak luka yang pernah kutoreh, balutlah dengan keikhlasan. Diriku juga telah menyembuhkan luka darimu dengan keikhlasan.

Kumohon padamu: tak perlu lagi kita saling mencemooh, karena bibir diciptakan untuk mencium bukan menghina. Tak usah lagi kita menyimpan dendam, karena bisa saja kita dipertemukan kembali. Jangan lagi saling membenci, kelak mungkin kita bisa bersama lagi.
Ketahuilah, Ketika Jalan cinta kita itu sama, maka perpisahan kini bisa mempersatukan kita karena kitalah yang memilih dengan siapa membangun cinta.

AKU, BEKAS KEKASIHMU.